Pada Hari Selasa tanggal 26 Juli 2011 jam 20.30 wita

Jajaran Polres Hulu sungai tengah melaksanakan Operasi Pekat Intan - 2011

POLRES HULU SUNGAI TENGAH BESERTA JAJARAN DAN PERKUATANNYA BERSAMA SAMA DENGAN UNSUR KAMTIBMAS LAINNYA MULAI TANGGAL 25 S/D 08 AGUSTUS 2010 SELAMA 15 ( LIMA BELAS ) HARI MELAKSANAKAN OPERASI KEPOLISIAN SATUAN KEWILAYAHAN DENGAN SANDI OPERASI

PEKAT INTAN - 2011

DALAM RANGKA PENCEGAHAN, PENANGKALAN, PENINDAKAN DAN PENEGAKKAN HUKUM TERHADAP PENYAKIT MASYARAKAT ANTARA LAIN MIRAS, SAJAM, NARKOBA, KTP , PSK DAN PETASAN DI WILAYAH HUKUM POLRES HULU SUNGAI TENGAH, DENGAN MENGEDEPANKAN PENEGAKKAN HUKUM YANG DIDUKUNG OLEH KEGIATAN INTELEJEN DAN PENCEGAHAN ( PREVENTIF ).

GIAT DI PIMPIN LANGSUNG OLEH KABAG OPS POLRES HST AKP DANI HUMARDANI.SH BESERTA KASAT INTELKAM POLRES HST AKP INDRA YUANA.

Posted By HERFIH.F (Bag ops Polres HST)

PADA HARI JUM'AT TGL 22 JULI 2011 SEKIRA JAM 09.00 TELAH DITEMUKAN GRANAT JENIS NANAS OLEH SEORANG WARGA DESA AN.GAZALI,UMUR 31 TH, PNS, ( GURU ) ALAMAT DESA LOK BESAR KEC. BATANG ALAI SELATAN KAB.HULU SUNGAI TENGAH.

GRANAT DITEMUKAN AN.GAZALI DI SAMPING SEKOLAH MADRASAH IBTITIDAIYAH SWASTA DESA BATU TANGGA KEC. BATANG ALAI TIMUR KAB.HST PADA SAAT AN.GAZALI SEDANG MEMBERSIHKAN HALAMAN SEKOLAH TEMPAT AN.GAZALI TSB MENGAJAR.

SEKIRA JAM 10.00 WITA AN. GAZALI MELAPORKAN KEPADA KAPOLSEK BATANG ALAI SELATAN, KAPOLSEK BATANG ALAI SELATAN BESERTA ANGGOTA POLSEK MENDATANGI TKP DAN MENGAMANKAN AREA PENENEMUAN SERTA POLICE LINE TKP SEKITAR AREA PENEMUAN GRANAT TERSEBUT SERTA MELAPORKAN PENEMUAN GRANAT TERSEBUT KE KAPOLRES HST.

SEKIRA JAM 10.30WITA KAPOLRES HST MELAPORKAN PENEMUAN TESRSEBUT KPD KEPALA SATUAN BRIMOB POLDA KALSEL DAN MEMINTA BANTUAN UTK SEGERA MENDATANGI TKP PENEMUAN GRANAT.

SEKIRA JAM 02.30 WITA TEAM GEGANA BRIMOB POLDA KALSEL BESERTA KABAG OPS POLRES HST DAN BEBERAPA ANGGOTA POLRES HST MENDATANGI TKP PENEMUAN GRANAT TSB DAN BERHASIL MENGAMANKAN GRANAT TERSEBUT GRANAT SELANJUTNYA DI BAWA KE SATUAN BRIMOB POLDA KALSEL UNTUK DIPERIKSA LEBIH LANJUT.

SEKIRA JAM 04.00 WITA KABAG OPS BESERTA TEAM GEGANA BRIMOB POLDA KALSEL DAN ANGGOTA POLRES HST MELAKSANAKAN KONSOLIDASI SERTA MELAPORKAN HASIL GIAT PENEMUAN GRANAT TSB KE KAPOLRES HST, DARI HASIL PENYELIDIKAN SEMENTARA GRANAT NANAS TERSEBUT SISA JAMAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN DILIHAT DARI KONDISI FISIK GRANAT PEN GRANAT TERSEBUT TELAH KARATAN DAN RUSAK NAMUN KONDISI GRANAT TSB MSH AKTIF DAN SELAJUTNYA DARI INTELKAM POLRES HST MELAKUKAN PENYELIDIKAN LEBIH LANJUT.

Posted by HERFIH.F ( Bag ops Polres HST )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004
TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PENGERTIAN

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Pasal 2

(1) Lingkup rumah tangga dalam meliputi :
suami, isteri, dan anak;
orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau
orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.

(2) Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga, dipandang sebagai anggota keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang bersangkutan.

Pasal 5

Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara:
kekerasan fisik;
kekerasan psikis;
kekerasan seksual; atau
penelantaran rumah tangga.

Pasal 6

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

Pasal 7

Kekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang.

Pasal 15

Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk :

mencegah berlangsungnya tindak pidana;
memberikan perlindungan kepada korban;
memberikan pertolongan darurat; dan
membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.

KETENTUAN PIDANA Pasal 44 - 49

Pasal 44 ayat :

(1) SETIAP ORANG YANG MELAKUKAN PERBUATAN
KEKERASAN FISIK DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 5 HURUF a
DIPIDANA DENGAN PENJARA PALING LAMA 5 ( LIMA)
TAHUN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp 15.000.000,00,-
( LIMA BELAS JUTA RUPIAH )

(2) DALAM HAL PERBUATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
AYAT (1) MENGAKIBATKAN KORBAN MENDAPAT JATUH SAKIT
ATAU LUKA BERAT, PIDANA DENGAN PIDANA PENJARA
PALING LAMA 10 (SEPULUH) TAHUN ATAU DENDA PALING
BANYAK Rp 30,000,000,00 ( TIGA PULUH JUTA RUPIAH)

DALAM HAL PERBUATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
AYAT (2) MENGAKIBATKAN MATINYA KORBAN, DIPIDANA
DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 15 ( LIMA BELAS )
TAHUN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp 45,000,000,00,-
(EMPAT PULUH LIMA JUTA RUPIAH )

DALAM HAL PERBUATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
AYAT (1) DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTERI ATAU
SEBALIKNYA YANG TIDAK MENIMBULKAN PENYAKIT ATAU
HALANGAN UNTUK MENJALANKAN PEKERJAAN JABATAN
ATAU MATA PENCAHARIAN ATAU KEGIATAN SEHARI-HARI,
DIPIDANA DENGAN PENJARA PALING LAMA 4 (EMPAT)
BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp 5,000,000,00,- (
LIMA JUTA RUPIAH ).


UNTUK PASAL 44 AYAT 4 DALAM UU INI
SI PELAPOR (KORBAN) ISTRI / SUAMI
DAPAT MENCABUT PENGADUANNYA

Pidana Penjara 4 bulan sampai 15 tahun

Pidana Denda Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah)

Pidana Tambahan:
pembatasan gerak pelaku
mengikuti program konseling

By HERFIH.F